I.Penghubung Tipologi Ruang Interior.
Penghubung tipologi ruang interior terdiri dari 2 macam, yaitu :
· Arah Horizontal.
Yaitu diagram yang menunjukkan bentuk geometri lantai dasar / alas.
· Arah Vertikal.
Yaitu diagram yang menunjukkan kemungkinan – kemungkinan transformasi elemen – elemen dasar dengan cara penambahan, penetrasi, tekuk, pemecahan, aksentuasi, perspektif, efek kedalaman dan ditorsi.
1. Penambahan.
Merupakan prinsip tatanan yang paling dasar , yaitu elemen –elemen hanya dihubungkan dan berdekatan sehingga membentuk suatu akumulasi ( kelompok ) disebut dengan hubungan topologi ( Norbergschulz ) yang dihasilkan suatu bentuk tidak beraturan / amorf.
- Hubungan geometris berarti suatu hubungan yang diciptakan oleh prinsip geometris, yaitu aksialitas ( sejajar ).
- Basikala, yaitu elemen ruang serupa yang disusun sejajar.
- Perspektif, yaitu ketinggian yang berbeda sebagai alat perancang untuk menyatakan hirarki elemen – elemen ruang.
2. Penetrasi.
- Dua atau beberapa ruag yang memiliki bentuk geometris yang berbeda akan saling menindih dan melebur menjadi bentukkan baru.
Deformasi yaitu pemisahan formal yang merugikan karena akan menghasilkan Fragment ( Rongga ).
- Dua benda saling tumpang tindih ( over lap ) mempertahnkan kebebasan , identitasnya dan bersama – sama menciptakan suatu kualitas yang baru.
- Dua ruang yang saling menindih dimana yang satu masuk kedalam ruang yang lainnya ( Ruang dalam ruang ).
Kemungkinan - kemungkinan transformasi bentuk geometri dasar :
- Penekukkan
- Pembengkokkan
- Pemisahan
- Fragmentasi
Distorsi perspektif yaitu manipulasi buatan untuk memberikan efek kedalaman distorsi suatu bentuk geometri dapat dihubungkan dengan histori.
II. RUANG INTERIOR.
Suatu ruang memiliki batas – batas berupa dinding , kolom, langit – langit dan lantai yang merupakan elemen tradisional.Jendela dan pintu merupakan penghubung dengan eksterior.Melalui definisi ukuran , proporsi ( hubungan antara panjang, lebar dan tinggi ) dan bentuk dapat terbaca secara jelas.Komponen –komponen ini langsung merujuk pada fungsi ruang.Ruang yang mengalir ( Flowing space ) merupakan hasil dari pembebasan ruang oleh arsitektur modern.Ruang dibagi menjadi daerah yang hanya sekedar fungsi tanpa dapt meningkatkan fungsinya akibat dari struktur – struktur deformasi yang tidak lagi memungkinkan adanya hubungan dinding dengan bukaan.
Sifat dasr sebuah rung sangat ditentukan oleh pembatasnya.Dengan mempertegas batasan ruang dan menambahkan pada karakternya ( ruang ) dengan bentuk geometri tertentu mempunyai ekspresi sesuai perilaku fisik dan non fisik.
1. Ruang Interior Bujur sangkar.
- Geometri – geometri terdistorsi yang bentuk dasarnya persegi.
- Pola – pola ritmis , penempatan rute dengan daerah pintu masuk kecil yang berfungsi sebagi suatu penyeberangan batas ( Anteroom ).
2. Ruang Interior Persegi Panjang.
- Pada bentuk ini posisi bukaan sangat penting untuk pencahayaan dan kesan pada ruangan.
3. Ruang Interior Oktagonal / Persegi Delapan.
- Istimewa, stabil dan Private.
4. Ruang Interior Berbentuk Salib.
- Simbolis dan memiliki nilai mitologi yang tinggi.
5. Ruang Interior Melingkar.
- Luas dan Khusus.
III. Tambahan dan penetrasi ruang interior.
· Seni mengkomposisi ruang.
- Denah dan site plan / drawing plan.
- Langit –langit dan lantai.
- Kolom dan penyangga ( proporsi, dekorasi berfungsi sebagai indikasi, karakteristik gaya arsitek ).
- Pintu ( proporsi 1:2 atau 1:3 lebar dengan tinggi.Untuk fasad bangunan dan orientasi bukaan ).
- Handel ( sebagai tanda arsitektural ).
- Jendela ( penghubung eksterior, penentu fasad dan orientasi bukaan .Bentuk dan jeruji ).Figur jendela tercipta pada saat format – format yang berbeda dibawa kedalam interdependensi etis dan elemen khusus fasad.Fungsi jendela sebagai pembagi ruangan fasad dan sumbu jendela.
· Ruang Tangga ( Staircase ).
Elemen yang berfungsi sebagi akses vertikal dalam sebuah bangunan dan fungsi menentukan pula bentuknya.
· Fasad / Tampak.
Berasal dari bahasa latin Facies ( wajah ) dan Apperance ( penampilan ).Berfungsi untuk mengungkapkan kriteria tatanan dan penataan .Komposisi sebuah fasad mempertimbangkan persyaratan berkaitan denga penciptaan kesatuan harmonis.Suatu komposisi yang memiliki keseimbangan yang utuh akan terasa menyenangkan dan harmonis.Polaritas antara tarik tegang, seiring interval, selaras kontras, prinsip pengulangan, proses tema melalui variasi menciptakan keseimbangan yang utuh.Aspek penting dalam pembuatan fasad yaitu :
- pembutan perbedaan antara elemen horizontal dengan vertikal yang dalam masing – masing dapt menciptakan efek umum yang memadai.
- Proporsi elemen harus sesuai terhadap keseluruhan.
- Suatu fasad tidak boleh dirancang tanpa diferensial horizontal ( lantai dasar, loteng dll ).
- Fasad sebagai batasan binaan.
- Fasad tersusun dari elemen tunggal ( Suatu kesatuan tersendiri ).
- Sebagai zon a transisi mempuyai fungsi pertukaran, berkemungkinan fundamental dalam merancang.
- Komposisi pada dinding plat yang lengkap dapat memperkuat keseluruhan tendensi sebuah bangunan.
· Penyusun dinding batu.
- Direkatkan pada dinding fasad dan dapt membentuk dinding yang kokoh.
- Penyempurna teknik dan petimbangan etika. Semakin tinggi presisi perletakkan batu semakin tinggi pula nilai kualitas formalnya.
A. Jenis – jenis Batu Pelapis dan Pembuat Dinding.
o Susunan Batu Siklop.
Digunakan pada era mycenaea disusun secara horizontal.
o Batu Poligon.
Disusun berdasrkan ukuran dan bentuknya.Digunakan di kota tua italia.
o Batu Puing.
Dipakai untuk dinding bawah tanah dan taman.
o Batu Ashlar.
Batu – batu pecah, permukaannya sejajar dan beraturan.Digunakan di mesir.
o Batu Potong.
Batu yang dapat dpotong secara kasar.Digunakan pada masa renaissance.
o Batu Berlian.
Bidang – bidangnya terlihat seprti terpotong dalam bentuk pyramid
o Batu Campuran
Terdiri dari beberapa batuan.
o Batu Bata.
Terbuat dari tanah liat, memiliki nilai estetika yang tinggi.Digunakan untuk dinding pengisi.Ikatan – ikatan yang berirama selang – seling antara bidang dan kepala rangkaian menimbulkan ikatan dekoratif
· Jalan masuk dan Pintu masuk
Elemen inimerupakan pernyataan diri dari penghuni dan juga sebagai tanda transisi bagian public ( eksterior ) ke bagian private ( interior ) dan sebuah ruang sisa akibat degradasi / penurunan makna.
· Lantai dasar / Alas.
Merupakan alas dari sebuah bangunan dan berfungsi sebagai fungsi public.
· Jendela menonjol, Balkon dan Loggia.
Berfungsi sebagai zona penghalang terhadap eksterior, sebagai filter eksterior tambahan .Balkon yang melengkung memberi efek modulisasi massa bangunan.Sudut yang terpotong sebuah silinder yang menghasilkan ruang untuk teras.
· Pagar Pembatas ( Railing ).
- Sebagai sekedar pembatas
- Sebagai pembatas untuk melindungi pemakainya.
· Atap dan Tingkat Loteng.
Yaitu tempat / ruang yang bebes berada diatas dan bagian atas bangunan yang memberitahu akhir dari suatu bangunan.Secara umum atap adalah ruang yang tidak jelas yang paling sering dikorbankan demi eksploitasi volume bangunan.
· Denah Dasar dan Bentuk Bangunan.
Kesalahan lama arsitektur kontemporer adalah keyakinan terdapat membangkitkan suatu hubungan logis anatara fungsi dan bentuk sebuah bangunan hasil dari yang sebelumnya.Rancangan suatu bangunan dikembangkan dari ketidakgantungan antara kebutuhan pemakai, fungsi dengan jenis ruangan.