<-----"www.gunadarma.ac.id/"----->
<-----"www.gunadarma.ac.id/"----->

Senin, 08 November 2010

Profesionalisme Seorang Arsitek

Arsitek Indonesia Menghadapi Dunia Dalam Proses Pembangunan

Arsitektur adalah sebuah disiplin ilmu yang berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari manusia dan bagaimana ia berhubungan dengan lingkungannya. Dalam hal ini, ilmu arsitektur dipandang telah ada bahkan sejak dahulu kala, sebelum Vitruvius dinyatakan sebagi arsitek di Roma pada masanya. Karena pada masyarakat tradisional sebelum itu pun, pengetahuan membangun telah dialihkan secara turun temurun dari generasi ke generasi sebagai sebuah proses berkelanjutan, hal ini mungkin lebih kerap disebut-sebut sebagai arsitektur vernakular.

Namun pendidikan formal arsitek sendiri, yang menghasilkan profesional di bidang arsitektur baru muncul pada saat menjelang abad revolusi industri mulai dikenal. Dalam perjalanan sejarah, pendidikan profesi ini sering disatukan dengan pendidikan seni rupa.

Selain itu, ilmu arsitektur juga merupakan perpaduan antara ilmu seni dan teknik bangunan yang memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari peradaban manusia dari zaman ke zaman. Kita dapat melihat dari literatur sejarah bagaimana hampir semua masyarakat yang telah hidup menetap memiliki keteknikan membangun tersendiri yang akhirnya menghasilkan arsitektur mereka. Dari sini, arsitektur kemudian dianggap penting bagi kekayaan sebuah kebudayaan karena bukan hanya tentang melakukan pertahanan terhadap lingkungan alam saja, tetapi juga terhadap lingkungan manusia, arsitektur kemudian menjadi prasyarat dan simbol dari perkembangan peradaban dari kebudayaan tersebut. Kali ini tidak akan diperdebatkan apakah ilmu arsitektur merupakan ilmu seni atau ilmu teknik, dan mencoba mengkompromikan kedua sisi tersebut. Ide Vitruvius tentang venustas (keindahan), firmitas (keterbangunan) dan utilitas(fungsi)nya disampaikan sebagai penegasan terhadap perdebatan tersebut.

biaya-arsitekOleh karena itu, arsitek tidak hanya semata-mata seorang ahli bangunan saja, ia juga merupakan seorang profesional yang memahami betul pembangunan secara luas. Hal ini yang menyebabkan akhirnya terdapat banyak tuntutan yang dihadapkan kepada seorang calon arsitek dan perlu dipenuhinya agar ia dapat secara profesional menjadi arsitek.

Arsitektur sebagai sebuah bidang profesi, banyak berhubungan dengan beberapa isu penting dalam kehidupan masyarakat saat ini, misalnya seperti pengeksplorasian cara-cara baru dalam berkehidupan, penelitian terhadap teknologi-teknologi dan material baru and meyakinkan bahwa apa yang dibangun oleh si arsitek telah berkelanjutan terhadap lingkungan. Tetapi berbicara secara umum tentang profesi arsitektur, ia mencakup bagaimana merancang sesuatu yang dapat digunakan dengan baik oleh manusia namun tidak lupa juga tetap diindah dipandang secara visual.

Hal tersebut di atas menandakan bahwa seorang arsitek harus mempelajari ranah yang cukup luas untuk menguasai berbagai macam kemampuan yang berkaitan dengan pemenuhan tuntutan terhadap dirinya dalam perjalanannya menuju profesi arsitektur, meski kemudian harus melintasi dan berdiri di atas batas antara ilmu seni dan ilmu sains.

Profesi arsitek seperti telah disebutkan sebelumnya, telah ada sejak zaman Mesir dan Yunani Kuno. Vitruvius merupakan salah satu yang terbaik yang dikenal sebagai arsitek dari Romawi dengan aspek teorinya terhadap profesi ini bahwa pemahaman tentang liberal arts cukup penting bagi arsitek sebagai ilmu lanjutan bagi teknologi bangunan. Sehingga banyak arsitek di masa ini yang berlatar belakang dari pengrajin, seniman, tukang kayu, atau tukang batu yang turut serta dalam sebuah proses konstruksi pembangunan. Kemudian perkembangan profesi ini terus dilanjutkan di Abad Pertengahan, baik di Barat maupun Timur. Tetapi teori Vitruvius pada praktik arsitektur di masa ini tidak lagi digunakan, melainkan diganti dengan teori bahwa arsitek adalah seorang master-builder, seorang yang benar ahli dalam masalah membangun. Perubahan ini secara mendasar tidak merubah poin mendasar dari tugas utama yang dilakukan oleh arsitek, dan begitu pula hingga saat ini, yaitu melakukan konsepsi dan pengawasan terhadap pembangunan suatu bangunan.

Untuk dapat melakukan pekerjaan utamanya mulai dari mengonsepkan rancangannya hingga membangun rancangan tersebut, terdapat beberapa pengetahuan yang harus dikuasai oleh seorang arsitek. Dalam proses perancangan saja, isu-isu yang dipertimbangkan bukan hanya saja term-term yang disebutkan oleh Vitruvius: venustas, firmitas, dan utilitas, melainkan juga isu mengenai dimensi-dimensi yang berkaitan pada manusia, seperti dimensi sosial misalnya. Selain itu isu lingkung alam di tempat bangunan itu akan dibangun juga merupakan satu hal yang perlu diperhatikan. Pada tahap perancangan ini, arsitek harus dapat membayangkan bagaimana ruang dan tempat yang akan dibangun ini dapat memberikan baik kenyamanan maupun perlindungan bagi penghuninya, bagaimana arsitektur yang dirancangnya dapat memberikan pengaruh baik terhadap bagaimana manusia berkehidupan, dll. Setelah pengonsepan terhadap ruang dan fungsi, perhatian dicurahkan pada pemilihan sistem struktur yang dipilih untuk digunakan ketika merancang. Dan tentu saja pengetahuan tentang sistem-sistem utilitas yang akan bekerja pada bangunan tersebut juga merupakan satu hal yang perlu diketahui dengan baik oleh seorang arsitek.

arsitekSebagai penelur para calon arsitek, institusi pendidikan formal arsitektur hingga saat ini memang masih terus berusaha mencari format yang tepat, baik dari metode pendidikannya maupun dari bentuk institusi pendidikannya sendiri. Masih tentang apa yang harus dipelajari dalam arsitektur, apa yang bisa didapatkan dari pendidikan arsitektur, dan bagaimana sejauh mana pendidikan dapat mengantarkan para mahasiswa calon arsitek ke dunia profesi arsitektur merupakan sedikit dari beberapa pertanyaan kuno untuk ilmu yang berbasis baik di sosial maupun keteknikan ini.

Menilik pada kajian-kajian yang dilakukan oleh Niels Prak dan Roger Lewis, ternyata banyak permasalahan yang diutarakan oleh seorang arsitek setelah ia memasuki dunia profesi arsitektur yang sesungguhnya, permasalahan yang sebenarnya pun dipengaruhi pula oleh sistem pendidikan yang mereka alami sebelumnya. Lewis memaparkan ada beberapa tipe arsitek setelah mereka menjalani dunia arsitekturalnya, dari tipe arsitek yang memiliki semangat enterpreneurship sampai arsitek bertipe artist dan poet-philosophers yang menguatkan diri pada basis tradisi seni dan interpretasinya, sebagai pengayaan khazanah arsitektur. Di lain kesempatan, Prak hanya memaparkan dua tipe arsitek yaitu arsitek yang praktisi atau fungsionalis dan arsitek yang artis atau pembaharu. Kemudian diambillah kesimpulan bahwa seorang arsitek sejati sesungguhnya merupakan gabungan antara kedua tipe arsitek tersebut; seraya mampu memanifestasikan pemikiran tersebut ke dalam bentuk nyata yang dapat diterima oleh masyarakat.

Namun pola pendidikan arsitektur yang bercita-cita melahirkan arsitek ideal tersebut kemudian menjadi dilematis, antara pendidikan arsitektur yang menampung sisi pendidikan praksis arsitektural dan pengayaan teori arsitektur. Untuk menyelesaikan kedilematisan ini, perlu diadakan sebuh penyeimbangan yang dilakukan secara subyektif sehingga dapat menyeimbangkan keduanya. Namun penyeimbangan ini tergantung pada paradigma dari institusi tersebut.

Union Internationale des Architects (UIA), persatuan arsitek-arsitek internasional, menuntut kemampuan profesional seorang arsitek dengan kriteria kinerja profesionalisme yang tinggi. Kriteria ini terdiri atas tiga tingkat kemampuan dengan tiga puluh tujuh butir materi. Butir-butir ini diberlakukan menimbang tugas dari seorang arsitek bukan hanya sekedar mendesain bangunan, tetapi perlu diingat bahwa dimulai dari proses perancangan sampai konstruksi dan penyempurnaan tahap akhir, si arsitek sering diminta untuk terus terlibat. Hubungan yang erat antara karya arsitektur dengan lingkungan hidup di sekitarnya serta keamanan dan kenyamanan manusia juga perlu diperhatikan.

Ada beberapa ketentuan mengenai standar profesionalisme arsitek yang ditentukan oleh UIA. Yang pertama adalah mengikuti pendidikan untuk menjadi arsitek profesional selama lima tahun, bila di Indonesia yaitu program strata satu/S1). Yang kedua adalah menjalani magang di kantor selama minimal dua tahun. Selanjutnya adalah mampu melewati kualifikasi kompetensi dengan penguasaan tiga belas pengetahuan dan kemampuan dasar arsitektural.

Hal semacam ini juga dijalankan oleh Royal Institute of British Architect (RIBA), asosiasi arsitek Inggris, namun dengan cara yang sedikit berbeda. Di Inggris, program pendidikan (full time course in architecture) dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama, apabila ditempuh secara normal, dapat diselesaikan selama tiga tahun dan mereka yang telah lulus tahap ini akan mendapatkan gelasr kehormatan, untuk selanjutnya meneruskan dengan satu tahun pengalaman magang. Pada bagian kedua, peserta yang telah menyelesaikan akan mendapat gelar Diploma atau Bachelor of Architecture, di bagian yang berlangsung selama dua tahun ini sering diberlakukan sela waktu antara tahun ketiga dan keempat bagi siswa yang mengambil program magang pada biro konsultan arsitektur yang terdaftar di RIBA. Di bagian ketiga, siswa menyelesaikan ujian praktek professional (Professional Practice Examination), yang sering berlangsung paruh-waktu selama periode kedua pemagangan. Setelah semua itu, di akhir masa tujuh tahun, siswa diperkenankan mendaftar secara resmi sebagai arsitek melalui Architects Registration Council of the United Kingdom (ARCUK) dan mengajukan keanggotan pada asosiasi professional yang diakui RIBA.

Sedangkan American Institute of Architects (AIA) sebagai asosiasi profesi arsitek di Amerika Serikat memiliki cara yang berbeda dengan UIA dan RIBA. Di sini terdapat National Council of Architectural Registration Boards (NCARB) yaitu dewan yang bertugas memantau anggota AIA dalam menjalankan profesinya sebagai arsitek; serta menjaga keamanan, kesehatan dan kesejahteraan public yang dilayani oleh arsitek. Gelar arsitek profesional itu sendiri hanya diberikan kepada para lulusan yang berasal dari sekolah arsitektur yang telah mendapat akreditasi dari National Architectural Accrediting Board (NAAB). Untuk memperoleh lisensi atau sertifikasi profesi, maka diperlukan juga adanya pengalaman kerja dengan periode tertentu dan sesudah itu harus mengikuti ujian profesi yang dilaksanakan oleh Architect Registration Examination (ARE).

Karena Indonesia dikelilingi oleh negara-negara yang berbasis RIBA, misalnya Malaysia, Singapura serta Australia dengan Royal Australian Institute of Architects (RAIA)-nya yang juga bermula dari RIBA, maka pembahasan mengenai sistem dan metode yang digunakan oleh baik UIA maupun RIBA perlu sedikit dibahas. Karena tanpa sertifikasi sebagai pengakuan kompetensi internasional yang diberikan oleh asosiasi setempat maka seorang arsitek tidak mempunyai hak untuk berpraktik di negara lain tersebut.

Selain itu, Indonesia juga merupakan salah satu dari sembilan puluh delapan negara anggota UIA di Region IV (Asia dan Australia), maka menjadi wajib baginya untuk mengikuti kualifikasi yang telah ditetapkan secara internasional, untuk mempersiapkan arsitek-arsiteknya bersaing di kancah internasional. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sistem pendidikan di Indonesia untuk program strata satu diberlakukan secara umum oleh Departemen Pendidikan Nasional hanya berlangsung selama empat tahun, padahal tuntutan dari UIA adalah minimal lima tahun pendidikan universitas. Bila dibandingkan, dengan ketentuan 144-160 sks selama menjalani program strata satu tentunya dianggap tidak memenuhi standar internasional. Karena sejak pemadatan kurikulum ini diberlakukan pada enam tahun yang silam, terjadilah banyak pemangkasan beberapa mata kuliah dan studio.

Seyogyanya, kurikulum pendidikan arsitektur empat tahun yang kini berlaku di Indonesia disesuaikan menjadi lima tahun seperti yang dituntut oleh UIA, sehingga studio perancangan arsitektur dapat dilaksanakan selama sepuluh semester secara berkesimbungan dan menjadi tulang punggung pendidikan arsitektur. Kemudian setelah itu baru pendidikan lima tahun tersebut dilanjutkan dengan magang minimal dua tahun setelah lulus. Namun sayangnya, hal ini masih berupa wacana yang terus diperbincangkan. Beberapa institusi pendidikan arsitektur mencoba menyelesaikan permasalahan ini dengan mengadakan program penambahan satu tahun yang sempat terdengar dengan nama pendidikan profesi.

Sistem penambahan satu tahun ini diserahkan kepada masing-masing institusi pendidikan oleh legitimasi yang dilakukan oleh IAI dan Departemen Pendidikan Tinggi (Depdikti) dengan cakupan 20-40 sks. Setelah lulus program penambahan ini, seseorang akan memperoleh gelar Sarjana Arsitektur. Kemudian untuk mendapatkan lisensi profesi IAI, seorang sarjana arsitektur tadi harus mengikuti ujian yang dilakukan oleh Dewan Keprofesian Arsitek yang bisa diambil apabila telah menjalani proses pemagangan selama minimal dua tahun. Jenis keanggotaan yang diterima pada tahap ini adalah keanggotan biasa atau lisensi tingkat C. Setelah melewati tahun ke empat, baru dilakukan penilaian lagi untuk memperoleh lisensi tingkat B melalui evaluasi oleh Dewan Keprofesian Arsitek dan Dewan Lisensi Arsitek. Pada tahun ke delapan, akan dilakukan penilaian lagi untuk memperoleh rekomendasi IAI untuk tingkat A.

Namun program penambahan ini dipandang seakan-akan diadakan hanya untuk sekedar memenuhi tuntutan formal yang diminta UIA, sehingga akhirnya muncul isu baru, mengapa program ini tidak langsung saja dimasukkan ke sistem pendidikan sebelumnya, yaitu sistem pendidikan empat tahun, sehingga bisa genap menjadi pendidikan arsitektur lima tahun dengan sistem studio perancangan arsitektur yang bisa lebih komprehensif.

Para lulusan dari sistem pendidikan saat ini yang masih menggunakan sistem empat tahun pun sangat dianjurkan untuk menjalani program magang di biro arsitektur agar dapat mempelajari lebih banyak dan mengenal lebih luas dunia keprofesian arsitektur, sehingga menjadi semacam latihan dan gambaran nyata bagi para lulusan baru bagaimana dunia arsitektur itu. Kemudian setelah pemagangan ini, serentetan proses pengujian kualifikasi diadakan sebelum seorang lulusan baru tersebut dapat berprofesi sebagai arsitek professional.

Sertifikasi ini adalah proses penilaian untuk mendapatkan pengakuan atas kompetensi dan kemampuan dari seseorang, untuk memenuhi persyaratan peraturan perundangan sebelum memperoleh lisensi/SIBP, atau yang saat ini disebut dengan Surat Ijin Pelaku Teknis Bangunan (SIPTB). Dalam hal ini sertfikasi yang dimaksud adalah Sertifikat Keahlian Arsitek (SKA), dan peraturan perundangan adalah Undang-Undang Jasa Konstruksi no. 18 tahun 1999 dan PP no. 28, 29 & 30 tahun 2000. Proses ini sendiri bukanlah merupakan sesuatu hal yang berat untuk diraih oleh para calon arsitek profesional tersebut, tetapi tetap ada standar kompetensi sebanyak tiga belas butir kemampuan dasar yang harus dimiliki arsitek profesional. Kemampuan-kemampuan dasar inilah yang akan menjadi panduan penilaian terhadap permohonan sertifikasi. Tiga belas butir ini diturunkan dari 37 kemampuan dasar yang harus dikuasai fresh graduate menurut standar AIA, badan ikatan profesi arsitek Amerika Serikat.

Ketiga belas butir tersebut antara lain adalah:

  1. Kemampuan untuk menghasilkan rancangan arsitektur yang memenuhi ukuran estetika dan persyaratan teknis, dan yang bertujuan melestarikan lingkungan. (Ability to create architectural designs that satisfy both aesthetic and technical requirements, and which aim to be environmentally sustainable)
  2. Pengetahuan yang memadai tentang sejarah dan teori arsitektur termasuk seni, teknologi dan ilmu-ilmu pengetahuan manusia. (Adequate knowledge of the history and theories of architecture and related arts, technologies, and human sciences)
  3. Pengetahuan tentang seni dan pengaruhnya terhadap kualitas rancangan arsitektur. (Knowledge of the fine arts as an influence on the quality of architectural design)
  4. Pengetahuan yang memadai tentang perancanaan dan perancangan kota serta ketrampilan yang dibutuhkan dalam proses perancanaan itu. (Adequate knowledge on urban design, planning, and the skills involved in the planning process)
  5. Mengerti hubungan antara manusia dan bangunan, dan antara bangunan dan lingkungannya, serta kebutuhan/niat menghubungkan bangunan-bangunan dengan ruang di antaranya untuk kepentingan manusia dan skalanya. (Understanding of the relationship between people and buildings and between buildings and their environments, and of the need to relate spaces between them to human needs and scale)
  6. Pengetahuan yang memadai tentang cara mencapai perancangan yang dapat mendukung lingkungan yang berkelanjutan. (An adequate knowledge of the means of achieving environmentally sustainable design)
  7. Mengerti makna profesi dan peran arsitek dalam masyarakat terutama pada hal-hal yang menyangkut kepentingan masalah-masalah sosial. (Understanding of the profession of architecture and the role of sarchitects in society, in particular in preparing briefs that account for social factors)
  8. Mengerti persiapan untuk sebuah pekerjaan perancangan dan cara-cara pengumpulan data. (Understanding of the methods of investigation and preparation of the brief for a design project)
  9. Mengerti masalah-masalah perancangan struktur, konstruksi dan enjinering yang berhubungan dengan rancangan bangunan. (Understanding of the structural design, construction, and engineering problems associated with building design)
  10. Pengetahuan yang memadai tentang masalah fisika bangunan, teknologi dan fungsi bangunan dalam kaitannya dengan kenyamanan bangunan dan perlindungan terhadap iklim. (Adequate knowledge of physical problems and technologies and of the function of buildings so as to provide them with internal conditions of comfort and protection against climate)
  11. Memiliki ketrampilan merancang yang memenuhi kebutuhan bangunan dalam batas-batas yang diberikan oleh anggaran biaya dan peraturan bangunan. (Necessary design skills to meet building user�s requirements within the constraints imposed by cost factors and buildign regulations)
  12. Pengetahuan yang memadai tentang industri, organisasi, dan prosedur dalam penerjemahan konsep rancangan menjadi wujud bangunan serta menyatukan rencana ke dalam suatu perencanaan menyeluruh. (Adequate knowledge of the industries, organizations, regulations, and procedures involved in translating design concepts into buildings and integrating plans into overall planning)
  13. Pengetahuan yang memadai mengenai pandangan manajemen proyek dan pengendalian biaya. (Adequate knowledge of project financing, project management and cost control)

Dengan kata lain, selama proses magang yang dijalaninya begitu ia lulus, seorang lulusan baru dari pendidikan arsitektur tidak serta merta dapat memiliki sertifikat. Dan apabila ia ingin ke depannya dapat bekerja secara professional di bidang arsitektur, maka pada proses magangnya ia harus bekerja pada sebuah tempat dimana ia dapat bertugas melakukan proses desain seperti tugas seorang arsitek. Karena IAI hanya memberikan Sertifikat Keahlian Arsitek kepada sarjana arsitektur yang bekerja sebagai arsitek-designer (yang umumnya bekerja di biro arsitek). Ada banyak pilihan yang bisa dipilih oleh para lulusan sarjana arsitektur baru tersebut, di antaranya adalah dengan menjadi drafter pada biro konsultan atau pada arsitek yang lebih senior, bekerja pada developer menjadi in-house arsitek, menjadi dosen, menjadi PNS pada bidang terkait bangunan gedung, dll.

Namun setelah melewati proses pemagangan dan telah memiliki lisensi atau SIPTB (Surat Ijin Pelaku Teknis Bangunan) maka pilihan baginya akan semakin besar terbuka, yaitu dapat memilih untuk berpraktek sendiri dengan membuka biro. Hal ini telah dapat dilakukan karena dengan adanya lisensi dari asosiasi tersebut, maka ia telah mendapatkan kepercayaan bahwa ia adalah seorang yang ahli di profesi ini.

Isu yang kemudian dihadapi oleh arsitek yang membuka biro adalah pertarungan dengan para profesional lainnya yang berasal dari dunia internasional. Bisakah para arsitek ini, yang baru akan mulai bertugas dengan, kalau bisa dikatakan, studio arsitekturnya?

Ada baiknya bisa sejenak melihat salah satu contoh yaitu HOK Architects Inc, sebuah biro yang dapat dikatakan berhasil dan tetap bertahan setelah sekian lama bermain di kancah dunia profesional arsitektur. HOK Architect didirikan oleh tiga orang, yaitu Helmuth, Obata dan Kassabaum pada tahun 1955 di St. Louis AS. Pada saat itu mereka hanya memperkerjakan 28 orang, namun kemudia perusahaan ini berkembang sangat pesat hingga mampu memperkerjakan 2000 orang yang tersebar di 24 kantor cabang. Sebagai biro arsitektur yang telah lama berdiri dan dinilai cukup sukses sehingga dinobatkan menjadi firma arsitektur terbesar di dunia, ada beberapa poin penting yang dilakukan dalam rangka menghadapi arus global.

Poin-poin dapat ditinjau bersama sebagai saran praktis sederhana yang bisa disikapi dengan baik dari perspektif professionalisme arsitektur. Yang pertama adalah dengan mulai aktif membangun jaringan, baik dengan pihak luar negeri maupun dengan para kolega di daerah-daerah yang potensial. Kemudian melebarkan jangkauan pasar dengan memperbesar divisi marketing secara agresif melalui berbagai media potensial agar arsitektur dapat dilihat sebagai bisnis yang terus berkelanjutan. Teknologi informasi yang hingga saat ini sudah berkembang begitu pesatnya dapat menjadi alat bantu sebagai sarana marketing, publikasi, komunikasi dll. Untuk itu pemberdayaan komputer semaksimal mungkin. Menggunakan standar-standar tertentu misalnya dalam pengerjaan drafting menggunakan software AutoCAD, akan sangat membantu dalam hal kecepatan kerja dan mengoptimalkan delivery time. Di masa depan kinerja profesionalitas kerja akan diukur dari kecepatan dan keoptimalan delivery time ini. Poin lain yang tidak kalah pentingnya adalah dengan mencoba berkonsentrasi pada kekuatan desain yang dimiliki dan mengenali pangsa pasar yang paling diminati. Demikian, agar para professional setidaknya dapat lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia profesional internasional.

Saat ini kita sedang menghadapi sesuatu bernama free trade zone. Maka, para arsitek asing akan membanjiri Indonesia lagi dan lagi, menyusul arus masuk rekan-rekan mereka yang sudah mulai berkarya di pelosok Nusantara sebelumnya. Karena akan semakin banyak proyek perencanaan dan konstruksi yang dipercayakan untuk dikerjakan oleh perusahaan internasional. Karena sentimen-sentimen lokal telah dikalahkan oleh profesionalisme dalam menjadi tolak ukur yang global. Arsitek Indonesia tentu saja tidak ingin kalah menghadapi dunia profesi internasional terutama di dalam negeri kita sendiri, untuk itu perlu baik para arsitek senior maupun calon arsitek yang masih berada di jenjang pendidikan dapat dipersiapkan dengan baik dengan sejak awal.

Hal ini tentu tidak hanya dibebankan kepada IAI sebagai ikatan profesi saja, karena sejauh ini dalam hal menggiatkan diadakannya sertifikasi sebagai salah satu cara meningkatkan kinerja profesionalitas di bidang arsitektur ini. Hal lain yang sebaiknya dilakukan adalah diadakannya kerjasama antara IAI dan institusi pendidikan arsitektur dalam mengakreditasi sistem pendidikan arsitektur di Indonesia sehingga pelaksana pendidikan arsitektur bisa lebih menyadari dan tidak terjebak pada kuantitas lulusan saja melainkan pada kualitas. Persiapan peneluran calon arsitek sebaiknya dilakukan dengan pembekalan pendidikan yang kondisional dan proporsional, sehingga setelah lulus dari pendidikan arsitektur di tingkat perguruan tinggi, para calon arsitek ini dapat langsung beradaptasi dan belajar kembali dengan baik pada proses pemagangan minimal dua tahun itu.

Dimulai dari sini, arsitek dan bidang arsitektur Indonesia dalam menghadapi dunia profesi internasional tidak lagi tergagap-gagap dalam memenuhi standar yang berlaku di tatanan dunia global internasional tentang performa profesionalisme.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, IAI telah cukup mempersiapkan proses sertifikasi dan penerbitan lisensi arsitek Indonesia di berbagai tempat. Selanjutnya, langkah nyata yang sedang giat diperjuangkan adalah adanya Architect Act sebagai undang-undang yang mengatur lingkup kerja arsitek, yang diberlakukan secara lokal, sehingga seorang arsitek tak dapat berpraktik tanpa sertifikat setempat. Hal ini akan memperkuat posisi arsitek Indonesia dalam menghadapi persaingan dengan dunia profesi internasional di dalam negeri kita sendiri. Namun isu lainnya yang masih harus dipikirkan ke depannya adalah bagaimana kinerja profesionalisme kita bila dibawa ke luar dan dibandingkan dengan standar performa profesional yang mereka miliki. Sudah siapkah kita, arsitek Indonesia, memasuki dunia profesi internasional dengan standar yang sejauh ini belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh baik sistem pendidikan arsitektur kita maupun oleh ikatan asosiasi?

Sumber pustaka:

1. Architecture, A Profession for the Future, (www.he.courses-careers.com/architecture.htm)
2. Johannes Widodo, “Pendidikan Arsitektur Indonesia : Masa Transisi” dipublikasikan di website Desain!Arsitektur, (http://darsitektur.tripod.com/art4.html)
3. Martin Luqman Katoppo dan Tony Sofian, “Pendidikan Arsitektur yang Membebaskan dan Memanusiakan”, dipublikasikan di website Desain!Arsitektur, (http://darsitektur.tripod.com/art3.html)
4. Membangun Filsafat Arsitektur, (http://www.unhas.ac.id/~rhiza/mystudents/debbie/arsitek.html )
5. M. Ridwan Kamil, “Arus Kapitalisme Global dan Masa Depan Arsitektur Indonesia” dipublikasikan di website Desain!Arsitektur. (http://darsitektur.tripod.com/art6.html)
6. Website Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) (www.iai.or.id)
7. Yulianti Tanyadji, “Menera Pendidikan Arsitektur Indonesia : Tuntutan, Tekanan dan Tergagap-gagap”, dipublikasikan di website Desain!Arsitektur (http://darsitektur.tripod.com/art5.html)
8. Ilmu, Teknologi Dan Seni Dalam Arsitektur (http://www.gunadarma.ac.id/~jbptgunadarma-gdl)
9. The Architect, Spiro Kostof , Oxford University Press 1977

Continue Reading...

Minggu, 17 Oktober 2010

Rumah Kindah

Rumah Kindah oleh Budi Pradono Architects


Bangunan kantor yang diberi nama Rumah Kindah ini merupakan karya terbaru dari Budi Pradono Architects. Bangunan yang berlokasi di jalan Lenteng Agung Jakarta ini menempati lahan seluas kurang lebih 490 m2. Sekilas tampak kurang ramah jika dilihat dari luar karena bentuknya yang seperti benteng beton. tapi tampaknya bentuk ini dapat dipahami berhubung di depan bangunan terdapat jalur kereta api yang masih aktif sampai sekarang. Sehingga fasad depan pun didesain dengan sedikit bukaan.

Bangunan dengan kombinasi material beton dan kaca ini mempunyai sebuah courtyard sebagai area utama (datum) kantor ini. Fungsi utama seperti ruang rapat pun diletakkan di area ini. Tepatnya di bawah stage courtyard.


Material beton yang cukup mendominasi dicoba diseimbangkan dengan material kaca agar kesan bangunannya tidak terlalu berat. Elemen arsitekturnya pun banyak yang dibuat dengan kesan melayang sebagai kesan bangunan yang ringan. Mulai dari plafond, tangga sampai plat lantai. Sobekan-sobekan kaca memberi sentuhan menarik pada dinding beton rumah Kindah ini. Sobekan ini juga sangat fungsional dalam hal menjawab keinginan klien yang ingin dapat melihat keseluruhan suasana kantor dari berbagai angle.

Desain dengan pola grid sangat terasa pada bangunan ini. Aplikasinya bisa terlihat pada garis-garis triangulate yang tegas pada bangunan, pola desain lansekap, bahkan sampai pola lantainya.


Overall, selalu membuat saya terkesan untuk melihat karya-karya arsitek (Indonesia) yang sangat progresif (terlepas dari finishing teknisnya yang kurang rapih.. :D)



Dampak negatif dari bangunan ini terhadap lingkungan:
  • Penggunaan bahan bangunan berat dalam jumlah yang berlebih berdampak buruk berupa pemanasan lingkungan karena bahan bangunan berat menerima, menyerap dan melepaskan kembali kalor yang diterima sehingga menaikkan temperatur udara.
Dampak positif dari bangunan ini terhadap lingkungan:
  • Bangunan ini memiliki 65 % RTH ( Ruang Terbuka Hijau ), sehingga sebagai persediaan air tanah yang dapat memenuhi kehidupan bagi manusia dan makhluk lainnya.
Continue Reading...

Sabtu, 12 Juni 2010

BUKAAN RUANG

Bukaan yang ideal akan membawa udara segar yang ada di lingkungan sekitar masuk ke dalam. Udara panas di dalam pun tergantikan hingga membentuk sirkulasi. Bukaan membuat ruang “bernafas”. Yang patut diperhatikan adalah proses aliran udara.Tidak ada kontinuitas ruang maupun visual yang mungkin terjadi dengan ruang-ruang di sekitarnya tanpa adanya bukaan pada bidang-bidang penutup suatu daerah ruang.

A. Pintu-pintu memberikan jalan masuk dalam ruang dan menentukan pola gerak serta penggunaan ruang di dalamnya.
B. Jendela-jendela memasukan cahaya ke dalam nuang, menawarkan pemandangan ke arah luar, mebangun hubungan visual antara suatu ruang dengan nuang-ruang yang bendekatan, serta membenikan ventilasi alamiah dalam ruangan.Kontinuitas dengan ruang-ruang di dekatnya tergantung pada ukuran, jumlah, dan penempatan bukaan ruang.Bukaan-bukaan juga mempenganuhi orientasi dan aliran ruang, kualitas pencahayaan, penampilan dan pemandangan, serta pola penggunaan dan pengerakan di dalamnya.
Continue Reading...

Sabtu, 29 Mei 2010

DEFINISI RUANG

Sebuah bidang yang diperluas dalam arah yang berbeda dari arah asalnya akan menjadi sebuah ruang. Ruang adalah daerah 3 dimensi dimana obyek dan peristiwa berada. Ruang memiliki posisi serta arah yang relatif, terutama bila suatu bagian dari daerah tersebut dirancang sedemikian rupa untuk tujuan tertentu.


Sebagai bentuk 3 dimensi, ruang sangat terkait dengan volume. Secara konsep, sebuah volume mempunyai tiga dimensi, yaitu: panjang, lebar, dan tinggi. Semua volume dapat dianalisis dan dipahami terdiri atas:
• Titik atau ujung di mana beberapa bidang bertemu.
• Garis atau sisi-sisi di mana dua buah bidang berpotongan.
• Bidang atau permukaan yang membentuk batas-batas volume.

Sebagai unsur tiga dimensi, dalam perbendaharaan perancangan arsitektur suatu ruang dapat:

Ruang kosong / void
Yaitu ruang yang dibatasi oleh bidang-bidang.

Ruang isi / solid
Yaitu ruang yang ditempati massa.

Continue Reading...

Selasa, 20 April 2010

ORGANISASI RUANG

ORGANISASI RUANG
Berikut ini adalah jenis-jenis organisasi ruang :

1.Organisasi Terpusat
Sebuah ruang dominan terpusat dengan pengelompokan sejumlah ruang sekunder.

2.Organisasi LinierSuatu urutan dalam satu garis dan ruang-ruang yang berulang

3.Organisasi Radial
Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisasi ruang-ruang Iinier yang berkembang menurut arah jari-jari.

4.Organisasi Cluster
Kelompok ruang berdasarkan kedekatan hubungan atau bersama-sama memanfaatkan satu cirii atau hubungan visual.

5.Organisasi Grid
Organisasi ruang-ruang dalam daerah struktural grid atau struktur tiga dimensi lain.
contohnya:
Organisasi Terpusat
Organisasi terpusat merupakan komposisi terpusat dan stabil yang terdiri dari sejumlah ruang sekunder, dikelompokkan mengeIiIingi sebuah ruang pusat yang luas dan dominan.Ruang pemersatu terpusat pada umumnya berbentuk teratur dan ukurannya cukup besar untuk menggabungkan sejumlah ruang sekunder di sekelilingnya.
Ruang-ruang sekunder dan suatu organisasi mungkin setara satu sama lain dalam fungsi, bentuk dan ukuran.Menciptakan suatu konfigurasi keseluruhan yang secara geometnis teratur dan simetris terhadap dua sumbu atau lebih.Ruang-ruang sekunder mungkin berbeda satu sama lain dalam hal bentuk atau ukurannya sebagai tanggapan terhadap:
• kebutuhan akan fungsi.
• menunjukkan kepentingan relatif.
• lingkungan sekitar.
• kondisi tapak.
Pola sirkuIasi dan pergerakan dalam suatu organisasi terpusat mungkin berbentuk radial, loop, atau spiral.Hampir dalam setiap kasus pola tersebut akan berakhir di dalam atau di sekeliling ruang pusat.
Contoh desain organisasi ruang terpusat :Organisasi Linier
Organisasi linier pada dasarnya terdiri dari sederetan ruang. Ruang-ruang ini dapat berhubungan secara langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah.Organisasi linier biasanya terdiri dan ruang-ruang yang berulang, serupa dalam ukuran, bentuk, dan fungsi.Ruang-ruang yang secara fungsional atau simbolis penting keberadaannya terhadap organisasi dapat berada di manapun sepanjang rangkaian linier.
Derajat kepentingannya ditegaskan melalui ukuran, bentuk, maupun lokasinya.Penempatan ruang penting pada bagian tengah rangkaian linier.
Penempatan ruang penting pada ujung rangkaian linier.
Penempatan ruang penting pada titik-titik belok rangkaian linier.
Penempatan ruang penting di luar organisasi linier.Bentuk organisasi Iinier bersifat fleksibel dan dapat menanggapi terhadap bermacam kondisi dan bentuk tapak. Bentuknya dapat lurus, bersegmen, atau melengkung. Konfigurasinya dapat berbentuk horisontal sepanjang tapak, diagonal menaiki suatu kemiringan, atau berdiri tegak seperti sebuah menara.
Bentuk-bentuk lengkung dan bersegmen pada organisasi linier melingkupi daerah ruang eksterior pada sisi cekungnya dan mengarahkan ruang-ruangnya menghadap ke pusat daerah.
Pada sisi cembungnya bentuk ini tampak menghadang dan memisahkan ruang di hadapannya terhadap Iingkungannya.Contoh desain organisasi ruang linear :Organisasi Radial
Organisasi ruang radial memadukan unsur-unsur organisasi terpusat dan linier. Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan di mana sejumlah organisasi linier berkembang menurut arah jari-jarinya.
Apabila suatu organisasi terpusat adalah sebuah bentuk yang introvert yang memusatkan pandangannya ke dalam ruang pusatnya, maka sebuah organisasi radial adalah sebuah bentuk yang ekstrovert yang mengembang keluar Iingkupnya.
Ruang pusat pada suatu organisasi radial pada umumnya berbentuk teratur. Lengan-lengan liniernya, mungkin mirip satu sama lain dalam hal bentuk dan panjang untuk mempertahankan keteraturan bentuk organisasi secara keseluruhan.Lengan-lengan radialnya juga dapat berbeda satu sama lain untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan akan fungsi dan konteksnya.
Variasi tertentu dari organisasi radial adalah pola baling-baling.
Susunan ini menghasilkan suatu pola dinamis yang secara visual mengarah kepada gerak berputar mengelilingi ruang pusatnya.
Contoh desain organisasi ruang radial :Organisasi Cluster
Organisasi dalam bentuk kelompok atau “cluster” mempertimbangkan pendekatan fisik untuk menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya. Sering kali organisasi ini terdiri dart ruang-ruang yang berulang yang memiliki fungsi-fungsi sejenis dan memiliki sifat visual yang umum seperti wujud dan orientasi.
Di dalam komposisinya, organisasi ini juga dapat menerima ruang-ruang yang berlainan ukuran, bentuk dan fungsinya, tetapi berhubungan satu dengan yang lain berdasarkan penempatan atau alat penata visual seperti simetri atau sumbu.Karena polanya tidak berasal dari konsep geometri yang kaku, bentuk organisasi ini bersifat fleksibel dan dapat menerima pertumbuhan dan perubahan langsung tanpa mempengaruhi karakternya.
Berkelompok dengan tempat masuk
Berkelompok sepanjang alur gerakBerkelompok sepanjang jalan berkeliling (loop)
Ruang-ruang cluster dapat diorganisir terhadap suatu titik tempat masuk ke dalam bangunan atau sepanjang alur gerak yang melaluinya.Pola terpusat
Pola berkelompok
Pola di dalam ruang
Ruang-ruang dapat juga dikelompokkan berdasarkan luas daerah atau volume ruang tertentu atau dimasukkan dalam suatu daerah atau volume ruang yang telah dibentuk.
Kondisi sumbuKondisi simetri
Kondisi simetris atau aksial dapat dipergunakan untuk memperkuat dan menyatukan bagian-bagian organisasi dan membantu menegaskan pentingnya suatu ruang atau kelompok ruang.
Contoh desain organisasi ruang cluster :Organisasi Grid
Organisasi grid terdiri dan bentuk-bentuk dan ruang-ruang di mana posisinya dalam ruang dan hubungan antar ruang diatur oleh pola atau bidang grid tiga dimensi.
Sebuah grid diciptakan oleh dua pasang garis sejajar yang tegak lurus yang membentuk sebuah pola titik-titik teratur pada pertemuannya. Apabila diproyeksikan dalam dimensi-ketiga, maka pola grid berubah menjadi satu set unit ruang odular berulang.Suatu grid di dalam arsitektur paling sering dibangun oleh sistem struktur rangka dari kolom dan balok. Kekuatan mengorganisir suatu grid dihasilkan dari keteraturan dan kontinultas pola-polanya. Pola-pola ini membuat satu set atau daerah titik-titik dan garis-garis referensi yang stabiI dalam ruang-ruang organisasi grid.
Karena sebuah grid tiga dimensi terdiri dari unit-unit ruang modular yang berulang, maka organisasi ini dapat dikurangi, ditambahkan, atau dilapisi, dengan tetap mempertahankan identitasnya sebagai sebuah grid.Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan khusus mengenai dimensi ruang atau untuk menegaskan daerah ruang sirulasi, suatu grid dapat dibuat tidak teratur dalam satu atau dua arah.
Bagian-bagian grid dapat bergeser untuk mengubah kontinuitas visual maupun kontinuitas ruang yang melampaui daerahnya.
Sebagian dari grid dapat dipisahkan dan diputar terhadap sebuah titik dalam pola dasarnya.
Pola grid dapat diputus untuk membentuk ruang utama atau menampung bentuk-bentuk alami tapak.
Contoh desain organisasi ruang grid :
Continue Reading...

PENGGABUNGAN BENTUK

PENGGABUNGAN BENTUK

Pengertian.

Penggabungan bentuk ialah “ penayatuan dua atau lebih jenis bentukdan bisa terjadi pada bentukkan yang sama ataupun bentuk yang berbeda”.Penggabungan bentuk ini dibagi 4 jenis :

  1. Spatial Tension.

Spatial ( Hubungan ruang renggang ) dan Tension ( Tegangan ), yang berarti hubungan ruang renggang tetapi terlihat saling berkaitan tanpa kedua benda tersebut saling bersentuhan dan kedua bentuk secara relative berdekatan atau memiliki kesamaan visual.

Contoh :

  1. Edge to edge contact

Edge to edge contact yang berarti pinggir ke pinggir bentuk saling bersinggungan atau saling bertemu ( antara kedua ujung bentuk bertemu ) dan dua buah bentuk satu sisi bersamaan dan dapat berporos pada sisi lainnya.

Contoh :

apartement yang antar sudutnya bersambungan/bersinggungan

sisi pinggir yang bersinggungan

  1. Face to face contact.

Face to face contact yang berarti bidang datar kedua bentuk saling bertemu dan Dua buah bentuk dimana bidang – bidang datar pada bentuk – bentuk bisa juga terletak sejajar.

Contoh :

face to face contact arah vertikal

penggabungan melalui face to face arah vertikal dan horizontal

  1. Interlocking Relationship

Mempersambungkan satu sama lain antara bentuk satu dengan bentuk lainnya dan kedua bentuk saling menerus kedalam masing – masing volume ruangnya ( melalui pencoakkan untuk menyambungkan bentuk – bentuk ).

Contoh :

penggabungan bentuk melalui pencoakkan

Continue Reading...

PERUBAHAN BENTUK

Semua bentuk dapat dipahami sebagai hasil dari perubahan benda pejal utama, melalui variasi-variasi yang timbul akibat manipulasi dimensinya, atau akibat penambahan maupun pengurangan elemen-elemennya.

Perubahan bentuk dan gaya dalam dunia arsitektur, sering didahului dengan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakatnya . Sigfried Gideon (1971:4) bahkan pernah mengatakan bahwa: “In each period of transition, religion and social changes are behind the changes in architectural forms, as well as new inventions and the development of new techniques“.

1. Perubahan Dimensi
Suatu bentuk dapat diubah dengan menggai salah satu atau beberapa dimensi-dimensinya dan tetap mempertahankan identitasnya sebagai anggota bagain dari suatu bentuk. Sebuah kubus misalnya, dapat diubah menjadi bentuk-bentuk prisma serupa dengan mengubah ukuran tinggi, lebar atau panjangnya. Bentuk tersebut dapat dipadatkan menjadi bentuk bidang pipih atau direntangkan menjadi suatu bentuk linier.

56

2. Perubahan dengan Pengurangan
Suatu bentuk dapat diubah dengan mengurangi sebagian dari volumnya. Tergantung dari banyaknya pengurangan, suatu bentuk mampu mempertahankan identitas asalnya atau diubah menjadi suatu bentuk yang lain sama sekali. Sebagai contoh, sebuah kubus dapat mempertahankan identitasnya sebagai kubus walaupun sebagian dari kubus tersebut dihilangkan atau diubah menjadi serangkaian bentuk polyhedron teratur yang menggambarkan suatu bola.

himmelblau1

3. Perubahan dengan Penambahan:
Suatu bentuk dapat diubah dengan menambah unsure-unsur tertentu kepada volume bendanya. Sifat proses penambahan serta jumlah dan ukuran relative unsure yang ditambahkan akan menentukan apakah identitas bentuk asal dapat dipertahankan atau berubah

Perubahan Bentuk
• Sebuah bola dapat diubah menjadi bentuk bulat terlur atau elips dengan cara memperpanjang salah satu sumbunya.
• Sebuah pyramid dapat diubah bentuknya dengan merubah dimensi dasarnya, modifikasi ketinggian puncaknya atau dengan memindahkan kedudukan titik puncak keluarnya dari sumbu vertical yang normal
• Sebuah kubus dapat diubah menjadi bentuk persegi panjang prismatic dengan memperpendek atau memperpanjang tinggi, lebar, ataupun tebalnya.

Bentuk yang dikurangi
Kita selalu mencari keteraturan dan kesenambungan di dalam bentuk-bentuk yang dapat dilihat dalam batas pandangan. Apabila sebagian dari bentuk pejal utama tersebut tersembunyi dari pandangan kita, kita cenderung melengkapi bentuknya dan memandangnya seakan-akan bentuk tersebut utuh karena secara naluriah benda tersebut akan terlihat utuh meskipun secara kasat mata tidak terlihat. Sama halnya dengan bentuk-bentuk beraturan yang volumenya hilang sebagian, bentuk-bentuk tersebut dapat mempertahankan identitas formalnya jika kita menganggapnya sebagai bentuk yang tidak lengkap. Kita menyebut bentuk-bentuk terselubung ini sebagai bentuk-bentuk yang dikurangi. Karena sangat mudah dikenali, bentuk-bentuk deometrik sederhana.

Seperti bentuk pejal utama, dapat menerima secara langsung adanya pemotongan. Bentuk-bentuk ini akan tetap mempertahankan identitas formalnya jika bagian-bagian volumenya dihilangkan tanpa merusak sisi, sudut dan profil keseluruhan.

Keraguan akan identitas asli akan timbul jika sebagian dari bentuk tersebut dihilangkan dari volumenya dengan merusak sisi-sisinya dan secara drastis mengubah profilnya.

Pada deretan gambar-gambar ini, kapankah bentuk bujur sangkar yang dihilangkan salah satu sudutnya ini diubah menjadi sebuah konfigurasi “ L “ yang terdiri dari dua buah bidang empat persegi panjang?

Volume ruang dapat dikurangi untuk menciptakan jalan masuk yang menjorok ke dalam, halaman terbuka, ataupun bukaan-bukaan jendela yang terbentuk oleh adanya bukaan pada permukaan dinding secara vertical dan horizontal.

Bentuk yang ditambah
Apabila sebuah bentuk terpotong diperoleh dengan menghilangkan sebagian dari volume asalnya, maka suatu bentuk dengan penambahan dihasilkan dengan menghubungkan satu atau beberapa bentuk tambahan lain terhadap volume yang sudah ada.

Kemungkinan-kemungkinan dasar untuk penggabungan dua bentuk atau lebih adalah:

1. Gaya tarik ruang
Tipe hubungan ini terjadi karena kedua bentuk relative berdekatan satu dengan yang lain, atau saling membagi/ memberikan sifat visual umumnya seperti wujud, warna, atau material.

2. Hubungan antar sisi
Pada tipe dengan pertemuan antar sisi ini, maka bentuk-bentuk itu akan memiliki satu sisi bersama-sama dan dapat berporos pada sisi tersebut.

3. Hubungan antar permukaan bidang
Pada tipe pertemuan permukaan bidang ini, kedua bentuk memiliki bidang-bidang datar yang berhubungan dan terletak sejajar satu sama lain


4. Ruang-ruang yang saling terkait

Pada tipe dengan volume-volume ruang yang saling berkaitan ini, bentuk-bentuk ruang tersebut saling menembus ke dalam masing-masing ruangnya. Bentuk-bentuk ini tidak perlu memilik kesamaan visual

Berikut ini mengkategorikan bentuk-bentuk dengan penambahan menurut sifat hubungan yang muncul diantara bentuk-bentuk komponennya sebaik konfigurasi keseluruhannya.

a. Bentuk Terpusat
Terdiri dari sejumlah bentuk sekunder yang mengelilingi satu bentuk dominant yang berada tepat di pusatnya.

b. Bentuk Linier
Terdiri atas bentuk-bentuk yang diatur berangkaian pada sebuah baris.

c. Bentuk Radial
Merupakan suatu komposisi dari bentuk-bentuk linier yang berkembang kearah luar dari bentuk terpusat dalam arah radial.

d. Bentuk Cluster.
Sekumpulan bentuk-bentuk yang tergabung bersama-sama karena saling berdekatan atau saling memberikan kesamaan sifat visual.

e. Bentuk Grid
Merupakan bentuk-bentuk modular yang dihubungkan dan diatur oleh grid-grid tiga dimensi.

Bentuk Terpusat
Bentuk-bentuk terpusat menuntut adanaya dominasi secara visual dalam keteratuan geometris, bentuk yang harus ditempatkan terpusat, misalnya seperti bola, kerucut, ataupun silinder. Oleh karena sifatnya yang terpusat, bentuk-bentuk tersebut sangat ideal sebagai struktur yang berdiri sendiri, dikelilingi oleh lingkunganya, mendominasi sebuah titik didalam ruang, atau menempati pusat suatu bidang tertentu. Bentuk ini dapat menjadi symbol tempat-tempat yang suci atau penuh penghormatan, atau untuk mengenang kebesaran seseorang atau suatu peristiwa.

Bentuk Linier
Bentuk garis lurus atau linier dapat diperoleh dari perubahan secara proposional dalam dimensi suatu bentuk atau melalui pengaturan sederet bentuk-bentuk sepanjang garis. Dalam kasus tersebut deretan bentuk dapat berupa pengulanangan atau memiliki sifat serupa dan diorganisir oleh unsure lain yang terpisah dan lain sama sekali seperti sebuah diding atau jalan.

• Bentuk garis lurus dapat dipotong-potong atau dibelolkkan sebagai penyeluaian terhadap kondisi setempat seterti topografi, pemandangan tumbuh-tumbuhan, maupun keadaan lain yang ada dalam tapak.

• Bentu garis lurus dapat diletakkan dimuka atau menunjukkan sisi suatu ruang luar atau membentuk bidang masuk ke suatu ruang di belakangnya.

• Bentuk linier dapat dimanipulasi untuk membatasi sebagian.

• Bentuk linier dapat diarahkan secara vertical sebagai suatu unsure menara untuk menciptakan sebuah titik dalam ruang.

• Bentuk linier dapat berfungsi sebagai unsure pengatur sehingga bermacam-macam unsure lain dapat ditempatkan disitu.

Bentuk radial
Suatu bentuk radial terdiri dari atas bentuk-bentuk linier yang berkembang dari suatu unsure inti terpusat kearah luar menurut jari-jarinya. Bentuk ini menggabungkan aspek-aspek pusat dan linier menjadi satu komposisi.
Inti tersebut dapat dipergunakan baik sebagai symbol ataupun sebagai pusat fungsional seluruh organisasi. Posisinya yang terpusat dapat dipertegas dengan suatu bentuk visual dominant, atau dapat digabungkan dan menjadi bagian dari lengan-lengan radialnya.
Lengan-lengan radial memiliki sifat-sifat dasar yang serupa dengan bentuk linier, yaitu sifat ekstrovertnya. Lengan-lenga radial dapat menjangkau ke luar dan berhubungan atau meningkatkan diri dengan sesuatu yang khusus di suatu tapak. Lengan-langan radial dapat membuka permukaanya yang diperpanjang untuk mencapai kondisi sinar matahari, angin, pemandangan atau ruang yang diinginkan.
Organisasi bentuk radial dapat dilihat dan dipahami dengan sempurna dari suatu titik pandang di udara. Bila dilihat dari muka tanah, kemungkinan besar unsure pusatnya tidak akan dengan jelas, dan pola penyeberan lengan-lengan linier menjadi kabur atau menyimpang akibat pandangan perspektif.

Bentuk kelompok (cluster)
Jika organisasi terpusat memiliki dasar geometric yang kuat dalam penataan bentuk-bentunya, maka organisasi kelompok dibentuk berdasarkan persyaratan fungsional seperti ukuran, wujud ataupun jarak letak. Walaupun tidak memiliki aturan deometrik dan sifat introvert bentuk perpusat organisasi kelompok cukup fleksibel dalam memadukan bermacam-macam wujud, ukuran, dan orientasi ke dalam strukturnya.
Berdasarkan fleksibilitasnya, organisasi kelompok bentuk-bentuk dapat diorganisir dengan berbagai cara sebagai berikut:

a. Dapat dikaitkan sebagai anggota tambahan terhadap suatu bentuk atau ruang induk yang lebih besar.

b. Dapat dihubungkan dengan mendekatkan diri untuk menegaskan dan mengekspresikan volumenya sebagai suatu kesatuan individu.

c. Dapat menghubungkan volume-volumenya dan bergabung menjadi suatu bentuk tunggal yang memiliki suatu variasi tampak
Suatu organisasi kelompok dapat juga terdiri dari bentuk-bentuk yang umumnya setera dalam ukuran, wujud dan fungsi. Bentuk-bentuk ini secara visual disusun menjadi sesuatu yang koheren, organisasi nonhirarki, tidak hanya melalui jarak yang saling berdekatan namun juga melalui kesamaan sifat visual yang dimilikinya.
Sejumlah bentuk perumahan kelompik dapat dijumpai dalam berbagai bentuk arsitektur tradisional dari berbagai kebudayaan. Meskipun tiap kebudayaan melahirkan suatu jenis yang unik sebagai tanggapan terhadap factor kemampuan teknis, iklim dan social budaya, pengorganisasian perumahan kelompok ini pada umumnya mempertahankan individualitasnya masing-masing unitnya serta suatu tingkat keragaman moderat dalam konteks keseluruhan penataan.

File-8b

Bentuk grid
Grid adalah suatu system perpotongan dua garis-garis sejajar atau lebih yang berjarak teratur. Grid membentuk suatu pola geometric dari titik-titik yang berjarak teratur pada perpotongan garis-garis grid dan bidang-bidang beraturan yang dibentuk oleh garis-garis grid itu sendiri.
Grid yang paling umum adalah yang berdasarkan bentuk geometri bujur sangkar. Karena kesamaan demensi dan sifat semetris dua arah, grid bujur sangkar pada prinsipnya, tak berjenjang dan tak berarah. Grid bujur sangkar dapat digunakan sebagai skala yang membagi suatu permukaan menjadi unit-unit yang dapat dihitung dan memberikannya suatu tekstur tertentu. Grid bujur sangkar juga dapat digunakan untuk menutup beberapa permukaan suatu bentuk dan menyatukannya dengan bentuk geometri yang berulang dan mendalam.
Bujur sangkar, bila diproyeksikan kepada dimensi ketiga, akan menimbulkan suatu jaringan ruang dari titik-titik dan garis-garis referensi. Di dalam kerangka kerja modular ini, beberapa bentuk dan ruang dapat diorganisir secara visual.

zaha_hadid


Penggabungan bentuk geometri

Apabila dua buah bentuk yang berbeda geometri atau berlawanan orientasinya dan saling menembus batas masing-masing. Maka masing-masing bentuk akan bersaing untuk mendapatkan supermasi dan dominasi secara visual. Pada situasi semacam ini, bentuk-bentuk berikut ini dapat berkembang:

a. kedua bentuk dapat menghilangkan identitas masing-masing dan bersatu menciptakan suatu bentuk komposit yang baru.

b. Salah satu dari kedua bentuk tersebut dapat menerima bentuk yang lain secara keseluruhan di dalam ruangnya.
c. Kedu bentuk tersebut dapat mempertahankan identitas masing-masing dan bersama-sama memiliki bagian volume yang saling berkaitan.

d. Kedua bentuk dapat terpisah dan dihubungkan oleh unsure ketiga yang memiliki geometri serupa dengan salah satu bentuk asalnya.
Bentuk-bentuk yang berbeda dalam hal geometri atau orientasi mungking tergabung dalam suatu organisasi tunggal untuk beberapa alas an sebagai berikut:

• Untuk menampung atau menekankan kebutuhan-kebutuhan yang berbeda dari ruang interior dan bentuk eksterior.

• Utnuk menunjukkan kepentingan fungsional atau simbolis dari suatu betntuk atau ruang di dalam konteksnya.

• Untuk menciptakan suatu bentuk komposit yang menggabungkan geometri-geometri kontras kepada organisasi terpusatnya.

• Utnuk mengarahkan suatu ruang terhadap suatu arah tertentu di dalam tapak bangunan.

• Untuk membentuk volume ruang yang jelas dari suatu bentuk bangunan.

• Untuk menunjukkan dan menegaskan bermacam-macam system konstruksi atau mekanik yang berada di dalam sebuah bentuk bangunan

• Untuk memperkuat kondisi local yang simetris dalam suatu bentuk bangunan.

• Untuk menanggapi geometri-geometri yang berbeda topografi, tumbuh-tumbuhan, batas-batas tapak, atau struktur-struktur yang sudah ada di lapangan.

• Untuk memanfaatkan jalur gerak yang sudah ada pada suatu tapak bangunan.
Bentuk penggabungan dua bentuk diantaranya:

1. lingkaran dan bujur sangkar
2. grid yang diputar

File-5a

Penegasan bentuk
Penegasan bentuk atau artikulasi di sini berarti cara bagaimana permukaan-permukaan suatu bentuk secara bersama-sama bentuk suatu wujud dan volume. Suatu bentuk yang dipertegas secara jelas memperlihatkan sifat asli bagian-bagiannya dengan tepat serta hubungannya satu sama lain termasuk hubunganya secara meneluruh. Permukaan-permukaannya tampak sebagai bidang-bidang yang berlainan denganwujud yang berbeda dan konfigurasi keseluruhan yang jelas serta mudah diterima. Demikian pula, kelompok bentuk yang dipertegas dapat menekan pertemuan-pertemuan antara bentuk-bentuk pokoknya dalam rangka mengeskpresikan sifat-sifat individualnya secara visual.

Sebagai kebalikan dari hal di atas, sudut-sudut, suatu bentuk dapat dibulatkan dan dihaluskan untuk menonjolkan kesinambungan seluruh permukaannya. Selain itu bahan, warna, tekstur, atau pola dapat dibuat melewati sudut dan permukaan yang berdekatan untuk mengurangi individualitas bidang permukaan dan sebaliknya menonjolkan volume suatu bentuk.

Sebuah bentuk dapat ditegaskan dengan:

a. membedakan permukaan yang berdekatan dengan jalan memberi perbedaan jenis material, warna, tekstur maupun polanya.

b. Mengembangkan sudut menjadi unsure linier yang tegas dan terpisah dari permukaan.

c. Menghilangkan sudut yang secara fisik memisahkan bidang-bidang yang berdekatan.

d. Menyinari bentuk untuk menciptakan ketajaman kontras dalam tingkat irama sepanjang sisi dan sudutnya.


Continue Reading...

Rabu, 14 April 2010

Sistem Presisi Piramida

Pakai Hitungan Rinci Mirip Matematika

BERBICARA bangunan-bangunan ajaib di dunia, tidak lengkap tanpa membicarakan piramida. Bangunan yang populer di dunia film itu juga memiliki beberapa rahasia dan teka-teki yang menarik para peneliti dunia. Apa yang membuat bangunan tersebut sangat menarik untuk diteliti?

Yang pertama tentu saja bentuknya. Piramida memiliki karakteristik bentuk bangunan yang mengerucut di bagian atas. Bagian dasarnya bisa berbentuk apa saja. Bisa segi empat, segi tiga, atau segi enam.

Namun, yang paling terkenal adalah struktur piramida yang terdapat di Mesir. Yaitu, bentuk dasar segi empat dengan mengerucut di bagian atas. Dengan desain seperti itu, susunan berat bangunan tersebut tertata rapi dari bawah ke atas.

Susunan material yang semakin ke atas semakin sedikit membuat beratnya semakin ke atas semakin ringan. Posisi dasar yang lebih berat membuatnya mampu menopang bangunan dengan lebih kuat. Prinsip seperti itulah yang digunakan hingga saat ini dalam membuat fondasi bangunan.

Berdasar pengamatan arkeolog, pembuatan piramida diawali pada zaman dinasti ke-4 Kerajaan Mesir, yaitu saat Raja Cheops/Khufu. Kala itu diperkirakan 2000 SM.

Teka-teki terus membayangi benak para arkeolog, arsitek, serta ahli konstruksi bangunan. Bagaimana bisa pada zaman sebelum masehi peradaban masih sangat kuno, tapi mereka bisa mendirikan bangunan dengan tingi lebih dari 100 meter dengan tingkat presisi yang cukup tinggi.

Sebab, jika dilihat dari atas, posisi puncak piramida berada di tengah-tengah alas. Bahkan, ada yang berprasangka bahwa pembangunan piramida dibuat bangsa alien. Namun, penelitian arkeolog selama 10 tahun membuat semua misteri itu terjawab. Temuan tersebut diutarakan Doktor Jasey Hawass, sekretaris jenderal dewan tertinggi tentang budaya Mesir kuno.

Berdasar penelusuran tersebut, ditemukan makam pekerja yang sekaligus menepis anggapan bahwa piramida dibuat para budak perang. Sebab, jika meninggal, budak tidak dikebumikan di area piramida.

Selain itu, Hawass menjelaskan penemuan arkeolog terhadap alat-alat yang digunakan saat pembangunan piramida. Misalnya, alat untuk menghitung, alat ukur besaran, serta alat untuk mengolah batuan yang terkubur bersama para pekerja yang meninggal tadi.

Wajar saja, pekerja tersebut dimakamkan di dasar piramida. Sebab, pada dasarnya piramida digunakan untuk makam raja-raja Mesir yang dikenal dengan nama Firaun. Mayatnya telah diproses menjadi mumi sehingga awet dan tidak membusuk.

Piramida Mesir termasuk bangunan yang sensitif. Letaknya yang di gurun pasir membuat batuan penyusunnya merasakan atmosfer tidak bersahabat. Hal itu rentan adanya pelapukan. Perawatan intensif pun diperlukan agar piramida lebih awet. (che/bs/kkn)

Pyramid of Hellinikon

Struktur batu penyusunnya sedikit berbeda dengan piramida-piramida yang lain. Piramida Hellinikon itu sendiri tersusun dari batuan murni tanpa dipoles yang didirikan di era Mycenean (1600-1000 SM). Hellinikon terletak di daratan Argolid, Yunani, fungsi dari Piramida ini tidak jauh berbeda, yaitu sebagai tempat pemakaman.

Pyramid of Cestius

Fungsi dan bentuknya mirip piramida Mesir. Ujungnya runcing dan berfungsi sebagai tempat pemakaman bagi Gaius Cestius Epulo. Piramida itu terletak di Roma, Italia, dan menjadi salah satu di antara empat bangunan antik di Roma dengan nilai sejarah dan religi tinggi. Piramida itu semakin antik karena terletak pada percabangan jalan.

El Castillo

Piramida ini merupakan hasil peninggalan kebudayaan suku Maya pada sebuah kota di Meksiko, yaitu Chichen Itza. El Castillo mendominasi tengah Kota Chichón. Yang paling khas dari gaya bangunan itu adalah struktur yang berundak-undak. Tangga menghiasi sekelilingnya. Di samping itu, puncaknya rata (tidak runcing) karena di atas terdapat sebuah candi.

Candi-Candi Pulau Jawa

Borobudur, Prambanan, dan Punden Berundak di Jawa Barat termasuk bangunan yang tergolong pada step pyramid. Bangunan-bangunan itu mengandung keyakinan masyarakat lokal bahwa bangunan yang mengerucut adalah refleksi penghormatan kepada Sang Pencipta.
Continue Reading...

20 bangunan yang ter (paling) ......di dunia

1. Kolam renang indoor terbesar
World Water Park
Edmonton Albert, Canada
ukuran 5 acres




2. Komplek perkantoran terbesar
Chicago Merchandise Mart
Illinois, USA




3. Shoping Mall Terbesar
South China Mall
Dongguan, China
892,000 m2
Shops on 6 floors





4. Airport Tersibuk
J.F.K International Airport
New York, USA





5. Jembatan Terlebar
Sidney Harbor Bridge
Sidney, Australia
16 jalur lalu lintas, dengan 8 diatas & 8 dibawah




6. Jembatan Terpanjang
Donghai Bridge, China
32,5 Km




7. Kapal Laut dengan penumpang Terbanyak
MS Freedom of the Seas
4300 penumpang




8. Pesawat Komersil dengan penumpang Terbanyak
Airbus A380
kapasitas Lebih dari 555 penumpang




9. Bus dengan penumpang Terbanyak
Neoplan Jumbo Cruiser
kapasitas 170 penumpang




10. Patung Tertinggi
Patung Yesus Penebus Dosa
Rio de Jeneiro, Brazil




11. Gedung Tertinggi
Burj Dubai
900 m





12. Istana Parlemen Terbesar
Bucharest, Romania
500 bedrooms, 55 kitchens, 120 sitting rooms




13. Stadion Terbesar
Maracana stadium
Rio de Jeneiro, Brazil
199,000 Kapasitas





14. Stadion Termahal
New Wembley Stadium
London, Inggris
90,000 Kapasitas
Cost $ 1,6 Billion





15. Jalan dengan flyover terbanyak
Interstate 10 flyover
houston Texas, USA




16. Alat pengangkut berat (Excavator) Terberat, Terpanjang, Tertinggi
Built by KRUPP of Germany
Berat 45.000 tons, panjang 215 m, tinggi 95 m




17. Masjid Terbesar
Masjid Shah Feisal
Islamabad, Pakistan
Dapat menampung 35.000 jamaah didalam & 150.000 jamaah diluar





18. Hotel Terbesar
MGM Grand Hotel
Las Vegas, USA
6,276 Rooms




19. Hotel Termahal
Burj Al Arab Hotel
Dubai, UEA
Hotel bintang 7 satu-satunya
kamar termurah $1000/malam
kamar termehal $28,000/malam




20. Gereja Terbesar
Winners Chapel
Canaan Land, Nigeria
Kapasitas: 50,000 jemaat didalam, 250,000 jemaat diluar

Continue Reading...